Resensi Novel - Fate by Orizuka
SAAT
NASIB MEMPERTEMUKAN KITA
Oleh Syifa Hoirunnisa
Judul
Novel : FATE (New Edition)
Penulis : Orizuka
Penerbit : Authorized Books
Tahun
Terbit : Cetakan Pertama, 2012
Kota
Terbit : Jakarta
Tebal
Novel : 292 Halaman
Harga
Novel : Rp. 44.000,-
NASIB. Ketetapan
Tuhan. Sesuatu yang tidak dapat diubah oleh tangan manusia.
Cover sederhana dengan perpaduan warna pink yang dihiasi
oleh ornament pita, berbeda dengan cover novel Fate sebelumnya yang bergambar
lambang shio. Fate (New Edition) adalah novel Fate karya Orizuka dengan pembaharuan
cover. Novel Fate pertama telah diterbitkan pada tahun 2010.
Orizuka (nama asli
Okke Rizka Septania) adalah pengarang novel remaja yang telah menghasilkan 20
karya. Satu di antaranya yaitu Summer Breeze telah diangkat ke layar lebar pada
tahun 2008. Lahir di Palembang 26 tahun silam, penggemar thriller ini senang mempelajari bahasa asing. Selain menulis, di
waktu luang ia gemar membaca, menonton, mendengarkan musik serta fangirling bersama para Kpoppers
Orizuka bukan nama asing lagi dalam dunia
tulis menulis. Banyak sekali karyanya yang telah terekspos di tengah-tengah
pembaca. Setelah sukses dengan novel pertamanya ‘me and my prince charming’ dan
novel ‘summer breze-Nya’ yang meledak di pasaran, orizuka secara beruntun
menciptakan karya-karya yang tak kalah imajinatif lainnya. Kali ini Orizuka
kembali hadir dengan karyanya yang kesebelas, Fate. Agak sedikit berbeda dengan
karyanya yang sebelumya, pada novelnya kali ini orizuka menggunakan perpaduan
antara Indonesia dan Korea sebagai latar ceritanya.
Dalam novelnya kali ini Orizuka membawa kita untuk
merasakan sebuah cinta yang tulus dan begitu dalam, bukan hanya cinta dari
seorang kekasih tetapi juga cinta yang lain yang masih dianggap kebanyakan
orang tak memberikan arti apapun, yaitu cinta keluarga.
Ini adalah novel pertamanya yang mengambil setting Korea,
setelah sebelumnya ia membuat novel dengan setting Jepang. Selain settingnya,
tokoh dalam novel ini juga terinspirasi
dari 2 artis Korea, yaitu Choi Min Hwan FT Island dan Choi Min Ho SHINee. Layaknya
menonton drama Korea, kita disuguhkan dengan banyak konflik yang sangat tidak
terduga. Emosi pembaca dibawa ke dalam alur cerita di dalam novel ini.
Diawali dengan Kematian Jang Dae Gwan, seorang pria
karismatik yang berusia lima puluh sembilan tahun itu meninggalkan banyak teka-teki dalam
keluarga Jang. Tidak hanya itu, kesedihan juga meliputi rumah keluarga Jang di
Indonesia. Begitu mendengar kabar ini, Jang Min Ho, putra sulung Jang Dae Gwan
yang berprofesi sebagai jurnalistik di New York segera pulang ke Indonesia.
Jang Min Ho merupakan putra sah dari Jang Dae Gwan.
Ibunya telah meninggal. Setelah itu, dia menetap di New York dan bekerja di
sana. Dia sangat bertolak belakang dengan adiknya, Min Hwan, karena seluruh
sifat baik Alm. Dae Gwan ada pada dirinya; wajahnya, kepribadiannya,
kepandaiannya, bahkan sorot matanya yang teduh.
Jang Min Hwan, seorang yang selalu bersikap dingin pada
keluarganya di Indonesia. Ia masih tidak menerima perlakuan ibu kandung Min Ho
lima belas tahun yang lalu. Ia merasa dijadikan seperti bola ping pong. Ia
diambil oleh Jang Dae Gwan sewaktu kecil agar hidupnya terjamin, lalu dia
diusir oleh ibu kandung Min Ho yang tidak senang atas kehadiran Min Hwan di
rumah mereka. Karena Jang Min Hwan adalah anak haram dari Jang Dae Gwan dengan
seorang pelacur di Korea.
Adena, seorang putri tunggal dari orang kepercayaan Jang
Dae Gwan, Gatot, mengenal keluarga Jang sejak dia masih kecil. Ia sangat
mengerti bagaimana sikap kedua tuan mudanya itu. Ia sangat senang ketika Jang
Min Ho pulang ke Indonesia, karena dia memiliki sebuah impian di masa kecilnya.
Rasa senang Adena sedikit terkikis setiap kali mengingat sikap Min Hwan yang
selalu dingin padanya. Padahal, dia sangat ingin bersatu seperti apa yang
terjadi di masa kecil mereka bertiga, selalu bersama-sama. Namun, ia tetap
berusaha membuat hati Min Hwan luluh.
Pembacaan surat wasiat dimulai, pengacara keluarga Jang,
Anto, hanya membacakan sebagian dari wasiat Alm. Dae Gwan.
Semakin hari, Min Hwan dan Min Ho yang sebelumnya sangat
tidak akur menjadi semakin dekat. Tentu saja ini karena bantuan dari Adena. Tak
lama setelah akurnya Min Ho dan Min Hwan, Anto datang kembali untuk membaca
kelanjutan surat wasiat dari Alm. Dae Gwan.
Pasal lanjutan yang dibaca Anto adalah, "Min Ho dan
Min Hwan harus kuliah S1 dibidang bisnis jika mereka ingin mendapat warisan
perusahaan ternama milik Alm. Dae Gwan."
Keharusan kedua tuan muda untuk kuliah di jurusan bisnis,
membuat Jang Min Ho harus merelakan profesi yang amat dicintainya. Sedangkan Jang
Min Hwan dibuat kesal karena harus belajar Bahasa Indonesia yang amat tidak ia
ingini. Tapi, seiring berjalannya waktu, Min Hwan menjalani hari-harinya
seperti biasa,tentu saja dengan bantuan Adena.
Sampai akhirnya hari itu tiba. Sebuah rahasia besar yang
tidak diduga-duga menguak ke permukaan. Menghancurkan segala sesuatu yang telah
dibangun oleh Jang Min Ho, Jang Min Hwan dan juga Adena dengan sebuah harapan.
Suatu hari, Min Hwan tak sengaja masuk ke dalam ruang
kerja Alm. Dae Gwan. Ia menemukan sebuah brankas milik Alm. Dae Gwan yang
tersembunyi. Ketika Min Hwan mencoba membuka brankas tersebut dengan password
tanggal lahirnya, ternyata brankas tersebut terbuka. Disana ia melihat tumpukan-tumpukan surat. Min Hwan
membacanya.
Setelah membaca surat tersebut, Min Hwan keluar dari
ruang kerja itu dan pergi meninggalkan rumah. Ia memutuskan untuk pulang ke
Korea dengan alasan ingin mencari kebenaran dari ibunya.
Singkat cerita, fakta yang selama ini disimpan
rapat-rapat oleh Alm. Dae Gwan terungkap, Min Hwan ternyata bukan anak kandung
dari Alm. Dae Gwan. Ia hanya anak dari ibunya dan lelaki lain. Tetapi Alm. Dae
Gwan sangat menyayangi Min Hwan, jadi ia rela menjadikan Min Hwan sebagai
anaknya dan mengaku bahwa Min Hwan adalah anak biologisnya.
Semua telah terungkap, Min Ho dan Min Hwan telah bisa
menerima nasib mereka masing-masing. Mereka juga telah akur kembali seperti
semula. Min Ho berkata kepada Min Hwan “Kita dipertemukan untuk menjadi
keluarga walaupun tidak memiliki hubungan darah. Itu nasib kita. Kita harus
memperjuangkannya.” (Hal 280)
Walaupun Min Ho mewarisi sifat Alm. Dae Gwan sepenuhnya
namun ia ingin Min Hwan yang mewarisi posisi Alm. Dae Gwan. Min Hwan cukup
kaget mendengarnya namun akhirnya Min Ho mengatakan alasannya bahwa ia mewarisi
penyakit kanker Alm. Dae Gwan.
Hal yang paling menarik dalam buku ini yaitu ketika
Orizuka menekankan bahwa Nasib, Ketetapan Tuhan. Sesuatu yang tidak bisa diubah
dengan tangan manusia. Meskipun dengan sekuat tenaga mencoba tidak akan pernah
berubah jika Tuhan tidak menginginkannya. Cerita ini, seperti juga karyanya
yang lain mengalir dengan deras. Menghantam kita dengan konflik hidup yang
bertubi-tubi dan tak pernah kita sangka. Dengan keluarga sebagai awal, di susul
luka masa lalu yang masih menganga lebar dan di selingi kisah cinta yang tidak
biasa Orizuka menyusun cerita ini dengan rapi dan menarik. Orizuka tidak hanya
bercerita tetapi juga membantu kita untuk perlahan-lahan menyadari arti sebuah
kasih yang tulus dan untuk kesekian kalinya dia menegaskan bahwa beginilah
hidup, sebuah konflik dan tanpa bumbu yang berupa tawa, tangis dan kemarahan
tidak akan menarik.
Layaknya pendongeng cerita anak-anak pada akhirnya
Orizuka akan membuat perasaan kita bercampur aduk antara ingin tertawa,
menangis dan kesal karena pilihan ceritanya. Novel ini tidak akan membuat kita
kecewa dan menyesal karena telah menyita waktu sealama dua jam untuk
membacanya, karena kita tidak akan sabar untuk membalik halaman selanjutnya
karena hampir mati penasaran.
Kelebihan dari novel ini adalah kita dapat belajar bahasa
Korea karena banyak terdapat kosakata bahasa Korea dan di halaman terakhir
terdapat kamus mini.Kelebihan lainnya adalah cerita yang disuguhkan Orizuka ini
mengandung banyak nilai sosial dan keluarga. Kekurangannya adalah bagi pembaca
yang masih awam dengan bahasa Korea, akan sulit karena harus membolak-balik
halaman ketika ada kosakata bahasa Korea. Dan ukuran font novel ini terlalu
kecil.
Untuk gaya bahasa, Orizuka kali ini menginginkan
perubahan dari novel-novel sebelumnya. Dalam novel Summer Breeze, gaya bahasa
nya lebih santai dan terlihat sangat cocok untuk remaja, sedangkan dalam novel
Fate terdapat gaya semi-baku yang mengagumkan. Gaya bahasa dalam novel ini
mudah dipahami oleh kalangan remaja.
Dapat disimpulkan, novel karya Orizuka ini layak dibaca
oleh semua kalangan khususnya kalangan remaja dan penikmat Korean Story. Karena dengan membaca novel ini, kita akan mengetahui
dan memahami bahwa hubungan yang paling kekal adalah hubungan keluarga.
Baca resensinya aja udh seru apalagi baca novel nyaaaaaaaaa
BalasHapusJangan lupa dibaca ya novelnya! :)
HapusBaca resensinya jadi penasaran sama novelnya nih
BalasHapusAyo dibaca novelnya!
HapusKangen novelnyaaa~
BalasHapusKalau kangen ayo baca ulang!
HapusKangen novelnyaaa~
BalasHapusBelum pernah baca novelnya, tapi jadi pengen baca..
BalasHapusAyo dibaca!
Hapus